Sejarah

LPIJ (Lembaga Pendidikan Indonesia-Jerman)

Pemikiran mendirikan LPIJ bermula ketika sedang mengikuti tugas belajar S3 di Jerman. Ketika itu, tepatnya pada tahun 2000 adapun yang menjadi tema adalah tahun perempuan dunia "Talitakum" yang artinya Bangkitlah yang secara khusus menyoroti kualitas perempuan dan generasi muda Indonesia yang masih jauh tertinggal. Keinginan mendirikan suatu lembaga ataupun yayasan yang akan melayani dan membangkitkan kualitas generasi muda di Indonesia semakin kuat dan bulat saat kami menyelesaikan pendidikan di akhir tahun 2002 dan saat pulang ke Indonesia. Pada tahun 2003 persiapan-persiapan administratif untuk mendirikan lembaga ataupun yayasan tersebutpun segera di mulai dan pada awal tahun 2004 secara resmi Yayasan Lembaga Pendikan Indonesia-Jerman berdiri dengan Nomor Akta 34 Tanggal 31.01.2004 dengan Notaris Dian Hendrina Rismauli Sitompul, SH. Pengesahan Akta Pendirian Yayasan tersebut ditetapkan di Jakarta pada tanggal 31 Januari 2005 melalui Keputusan Menteri Hukum dan Hak Azasi Manusia Republik Indonesia No.C1`20.HT.01.02.TH 2005. Pemikiran mendirikan LPIJ bermula ketika sedang mengikuti tugas belajar S3 di Jerman. Ketika itu, tepatnya pada tahun 2000 adapun yang menjadi tema adalah tahun perempuan dunia "Talitakum" yang artinya Bangkitlah yang secara khusus menyoroti kualitas perempuan dan generasi muda Indonesia yang masih jauh tertinggal. Keinginan mendirikan suatu lembaga ataupun yayasan yang akan melayani dan membangkitkan kualitas generasi muda di Indonesia semakin kuat dan bulat saat kami menyelesaikan pendidikan di akhir tahun 2002 dan saat pulang ke Indonesia. Pada tahun 2003 persiapan-persiapan administratif untuk mendirikan lembaga ataupun yayasan tersebutpun segera di mulai dan pada awal tahun 2004 secara resmi Yayasan Lembaga Pendikan Indonesia-Jerman berdiri dengan Nomor Akta 34 Tanggal 31.01.2004 dengan Notaris Dian Hendrina Rismauli Sitompul, SH. Pengesahan Akta Pendirian Yayasan tersebut ditetapkan di Jakarta pada tanggal 31 Januari 2005 melalui Keputusan Menteri Hukum dan Hak Azasi Manusia Republik Indonesia No.C1`20.HT.01.02.TH 2005.

Berdasarkan akta tersebut, Yayasan menjalankan kegiatan dalam bidang sosial (pendidikan informal dan formal), bidang keagamaan dan bidang kemanusiaan. Pada tahap awal, Yayasan menjalankan kegiatan bidang sosial, yakni kursus bahasa asing (Jerman) dengan tujuan mempersiapkan generasi muda Indonesia untuk melanjutkan pendidikannya ke Perguruan Tinggi Jerman termasuk kegiatan pertukaran budaya (Aupair). Kegiatan kursus bahasa Jerman dimulai di Jalan Garuda 3 No. 52 Perumnas Mandala pada tanggal dua bulan Pebruari 2004. Tanggal dan bulan tersebut ditetapkan menjadi hari lahirnya LPIJ. Pada kursus bahasa Jerman angkatan yang pertama, adapun yang menjadi pesertanya adalah Mariance, Nurcahaya, Yanti, Yuni dan juga Feldrica dengan tim pengajar: Dr. rer.nat. Binari Manurung, M.Si dan Dra. Erika Rosdiana, M.Si. Dengan semakin bertambahnya peserta kursus bahasa Jerman, LPIJ kemudian pindah dan mengambil tempat di Jln.H.M.Joni (Pasar Merah) No.401 Medan. Pada masa ini, LPIJ mendatangkan "penutur asli bahasa Jerman (native speaker)" yakni Frau Elke Lies. Selanjutnya, sehubungan dengan adanya bencana Tsunami pada tanggal 26 Desember tahun 2004 di Aceh, kemudian disusul Gempa Bumi tanggal 28 Maret 2005 di Nias, Yayasan LPIJ sejak awal 2005 menjalankan kegiatan kemanusiaan. Kegiatan kemanusiaan tersebut dilakukan untuk menolong para korban Gempa bumi dan Tsunami Aceh dan Nias, termasuk menyediakan rumah singgah ataupun Panti Asuhan bagi anak-anak Aceh dan Nias untuk melanjutkan pendidikannya di Medan. Olehkarena itu, sejak Juni 2005, Yayasan LPIJ pindah dan mengambil tempat di Jl. HM. Joni-Perumahan Puri Teladan no. 9-11. Ditempat tersebut sebanyak 48 orang anak-anak korban Tsunami dan Gempa Bumi yang berasal dari Aceh dan Nias dibina dan disekolahkan.

Peresmian Panti Asuhan tersebut, yang diberi nama Panti Asuhan Pengharapan LPIJ-Nehemia dilakukan oleh Gubernur Sumatera Utara (ketika itu Drs. Rudolf Pardede) dan Konsul Federal Jerman (Karl Heinz Schmelzer). Dalam menjalankan misi ataupun tugas kemanusiaannya, Yayasan LPIJ bekerjasama dengan Yayasan Nehemia yang berasal dari Jerman, yakni Yayasan yang berpusat di Kota Nidda (daerah Frankfurt). Dalam perkembangan selanjutnya, sejak tahun 2008, Yayasan LPIJ mengembangkan pelayanannya di Jalan Menteng Raya No.6 Kelurahan Medan Tenggara. Di Lokasi ini, Yayasan LPIJ tetap melakukan kegiatan Kursus Bahasa Jerman dan memulai Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Golden Kids. Yayasan LPIJ bersama dengan Yayasan Nehemia Jerman juga melakukan kegiatan bantuan kemanusiaan bagi korban Gempa Bumi di Tapanuli Tengah, khususnya yang berada di daerah Sorkam (membangun rumah, memberikan boat kapal penangkap ikan dan traktor pertanian, memberikan bantuan komputer dan alat-alat musik ke sekolah-sekolah). Bantuan kemanusiaan juga diberikan kepada korban Gempa Bumi Yogjakarta (obat-obatan), anak-anak asuh yang berada di Panti Asuhan di Binaka-Gunung Sitoli-Nias, dan korban Erupsi Gunung Sinabung di Tanah Karo (memberikan bahan makanan). Hingga saat ini (2016), Yayasan LPIJ masih tetap eksis menjalankan kegiatan pelayanannya, yakni: Kursus Bahasa Jerman (persiapaan studi di Jerman dan untuk program pertukaran budaya), Panti Asuhan, Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan juga pendidikan Sekolah Dasar (SD) serta Sekolah Menengah Pertama (SMP). Kegiatan PAUD berlangsung di tiga lokasi (Menteng Raya, Menteng II dan Silambo). Kegiatan Panti Asuhan berlangsung di Jl. HM.Joni Perumahan Puri Teladan No. 9-11 dan Silambo, sedangkan Kegiatan Pendidikan SD dan SMP mengambil tempat di Silambo.

Hormat kami ,
Pendiri LPIJ


Prof. Dr. rer. nat. Binari Manurung, M.Si & Dra. Erika Rosdiana Panjaitan, M.Si